Minggu, 25 Januari 2009

Sains sebagai metode pendekatan diri pada Allah dan kebangkitan umat Islam



—gimana ya, lha wong masih ada yang mendikotomikan sains adalah duniawi yang berseberangan dengan spiritual agama–
–emang telah terjadi sekularisasi sains dan agama oleh ilmuwan barat sebagai pengembang sains modern, karena agama yang berkembang di barat saat itu selalu berseberangan dengan kenyataan yang ada dalam sains—-

Dalam karya buku-nya Falsafah Hidup, Buya Hamka pada tahun- tahun menjelang kemerdekaan 1940, sudah mengajak kita dalam ber-islam dengan Islam yang “menggairahkan hidup” untuk dunia dan akherat. Berislam bukan berarti meninggalkan keduniaan, kemajuan dan kemodernan. Buku ini seolah mengajak Bangsa Indonesia, tuk bangkit dari keterpurukan bangsa, mengubah paradigma hidup dengan tetap semangat tauhid. Maka dalam buku ini banyak diuraikan dari apa itu sesungguhnya hidup, bagaimana hidup, untuk apa hidup yang memakmurkan bumi ini dengan berawal melihat potensi-potensi diri manusia.

Dengan berpijak dari Al-qur’an kita di bawa kepada banyaknya ayat-ayat yang mengajak kita tuk berpikir, menalar, mengamati, merenung. membaca dengan nama Tuhan-Mu. Yaitu aktifitas -aktifitas yang menggunakan akal sebagai nikmat terbesar manusia, yang membedakan manusia dari makhluk2 lainnya. Antara lain : “Sesungguhnya di balik kejadian langin dan bumi, dan bergantianya malam dan siang.Terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ali-Imran 190). Merupakan kelanjutan penjelasan apa itu filsafat, filsafat penting untuk hidup, ada filsafat barat yang berpijak pada kebebasan dan filsafat umat Islam yang berpijak pada ayat-ayat Al-Qur’an .

Dalam buku tersebut juga diulas bagaimana hubungan akal dan ilmu pengetahuan. Manusia yang berilmu pengetahuan akan lebih dari manusia lainnya. Kita diperintahkan untuk menuntut ilmu, dari lahir hingga liang lahat. kemanapun, kalau perlu sampai negeri China. Semangat inilah yang mengilhami filosof dan ilmuwan2 Islam di era keemasan Peradaban Islam 800-1200 M. Para Ilmuwan islam melakukan pengamatan, penilitian, penalaran ilmu pengetahuan, dari benda-benda dan peristiwa alam, dengan spirit Al-Qur’an. Atas dasar perintah dan inspirasi ayat-ayat Al-Qur’an. Mensykuri nikmat Nya. Puji Syukur kehadirat Allah pencipta, pemelihara dan penyempurna alam semesta (Alhamdulillahirabbil’alamin).

Apa sesungguhnya Sains dan bagaimana realitas sekarang.

Menurut Prof Baiquini dari UI, dalam bukunya ” Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern”
Sains atau ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian yang dapat diterima oleh rasio/dinalar , yang dapat diperiksa berulang-ulang dalam waktu berbeda dan oleh orang yang berbeda. Jadi sains itu milik kolekstif manusia. Fenomena-fenomena alamiah yang berulang di sebut dengan hukum-hukum alam, atau sunatullah, ketetapan dari Allah. Maka sains adalah melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap benda-benda alam melalui hukum-hukum alam dalam bentuk peristiwa dan hukum kimia, fisika dan biologi. Yang rangkaian lebih lanjut dalam bentuk ilmu pengembangan seperti astronomi, geologi, dan sebaginya. Dalam pengamatan sains juga di lakukan pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran fisika, kimia dan biologinya, sehingga didapatkan data kuantitatif lalu di matematiskan. Dari Penelitian yang terus berkembang dari jaman ke jaman yang diikuti perkembangan peralatan dan metode sains pun terus berkembang. Dari induktif, karena dimatematiskan dan formulakan, maka terus jadi deduktif.

Maka sains aktifitasnya banyak menggunakan potensi akal manusia dengan pembuktian rasional dan empiris.

Sedang tentang teknologi, adalah penerapan sains secara sistematis untuk mempengaruhi alam di sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia.Dari teknologi dan perkembangannya inilah nanti bergerak ke industrialisasi, globalisasi dan kapitalisasi serta sistem ekonomi dan peradaban lainnya.

Paradigma sains modern
Sains yang berkembang sekarang adalah sains barat. Yang berangkat dari filsafat Yunani yang melahirkan konsep2 sains materialistik. Terus mulai berkembang di tahun 1400-1500, era renaisance ketika di mulai oleh Copernicus mengungkapkan gagasan sistem astronomi/tatasurya dari geosentris ke heliosentris. Terus berkembang teori astronomi harus memberi manfaat pada manusia, misal navigasi.Oleh Galileo Peristiwa sains bisa dan harus dieksperimenkan, untuk pembuktian dan membuat kesimpulan dan formula. Untuk mengembangkan sains tentang alam semesta ini harus menjadikan alam ini seperti materi mekanik yang kemudian dianalisa dan formulakan. Alam , termasuk tumbuhan, hewan dan jasad manusia adalah material empiris. Di balik itu ada spiritual agama. Sains adalah hal-hal yang rasional dan empiris, di sisi lain adalah spritual agama yang tidak empiris. Inilah gagasan Rene Descrates, yang mengawali konsep Sekularisme. Paradigma inilah yang membekali perkembangan sains, teknologi, industrialisasi dan berkembang ke kapitalisme maupun era globalisasi saat ini. Sehingga tidak hanya sains, rantai perkembangannya juga merupakan hal yang terpisah dari spritualitas Agama. Hal ini bisa dimaklumi, karena saat itu nilai dan dogma agama yang ada ( Khatolik) banyak bertentangan dengan realitas empiris sains.

Sains Modern masuk dunia dunia Islam.
Negara-negara berkembang di asia-afrika, yang sebagian besar Muslim. dalam proses penjajahan Barat ke timur, berjumpalah dgn sains dan teknologi modern. Apa ini, apa itu. Product kafir nich dan sebagainya secara sederhananya seperti itu. Sains modern itu di tolak karena bid’ah, diterima sebagai dikotomi ilmu non agama ( sekuler), atau diterima dengan hangat karena sains modern ini sesungguhnya sains Islam??? Jawaban dan sikap umat Islam terhadap pertanyaan ini pulalah yang memunculkan kelompok2 pemahaman berIslam di internal Islam.

Sains Modern adalah Sains Islam
Kalau kita baca sejarah panjang, kalau kita baca dan amati realitas sains modern saat ini, kalau kita baca secara mendalam Al-Qur’an. Maka sains modern ini adalah apa yang ada di Al-Qur’an, kelanjutan dari rintisan generasi awal umat Islam yang telah lama dalam kegelapan peradaban.Kalau kita cermati teory relatifitas Einstain, teori big bang alam semesta, perkembangan bayi di rahim, peristiwa geologi, proses sisrkulasi air, awan. susunan tata surya, semuanya sinergi dengan Al-Qur’an .Semakin kita memahami sains, semakin kita menemui kebenaran Al-Qur’an.Semakin yakin dan berimanlah kita pada kebenaran Al-Qur’an. Alhamdulillah subhanallah allahuakbar, alam dan kejadian-kejadian alam yang kita baca dari sains, kita nikmati manfaatnya melalui teknologi. Semuanya ini ada yang menciptakan dan mengatur keseimbangannya . Alhamdulillahirabbil’alamin. Allah pencipta , pemelihara dan penyempurna alam semesta.

Maka dalam sejarah sains modern dan dalam sejarah peradaban umat Islam. Tersebutlah tokoh2 ilmuwan (saintist) yang sampai sekarang karyanya masih menjadi acauan kita baik di bidang matematika, fisika, kimia, biologi astronomi maupun kedokteran. Yang dasar-dasarnya banyak dilahirkan dan kembangkan umat Islam di tahun 750-1450 M. Sebut saja misal Al-Khawarizmi sang penggagas al-jabar. trigonometri, konsep angka desimal ( penemu konsep angka "0"), juga Ibnu Sina dengan Al-Qanun fi Attib ( di Barat disebut Avecina dgn The Cannonnya) , Ibnu Majid ( penemu kompas n navigator), Al-Biruni (penemu gaya gravitasi), Ibnu Haitsam ( penemu ilmu optik), alkindi yang merangkum banyak sains modern. Ya, memang era itu Khalifah yang berkuasa proaktif memfasilitasi para ilmuwan untuk lahir, tumbuh dan berkembang dengan didasari oleh Ayat-ayat Al-Qur'an tentang alam semesta ini.

Semua Saintist Islam klasik, berpendapat bahwa semua benda alam, peristiwa alam dan product sains, menjadikannya berucap bahwa ” Semua ini ada yang mencipta dan Mengatur. Semuanya diciptakan Allah dengan tiada sia-sia.dan jauhkanlah kami dari api neraka”.

Kebangkitan Islam adalah kebangkitan umat Islam dalam menguasai sains dan teknologi.

Ada anekdot, dunia barat maju karena meninggalkan agamanya. Dunia Islam maju ketika kembali ke Al-Qur'an. Ini tepat sekali, karena kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan peradaban manusia dan memakmurkan bumi ini yang sejarah telah membuktikan seirama dengan kemampuan manusia dalam menggunakan dan mengembangkan teknologi yang berangkat dari penguasaan sains modern. Sementara ada kenyataan sejarah bahwa sains modern ada benturan dengan injil dan bibble, sementara dengan Al-Qur'an tidak ada benturan bahkan sama. Menjadi pembuktian kebenaran terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang selama ini belum dipahami tafsirnya. Maka baca, pahami dan galillah kembali Al-Qur'an yang terkait dengan sains dan teknologi lalu menerapkan dalam kehidupan ini secra well organize.

Ketika sains n teknologi dilahirkan dengan meninggalkan agama, maka lahirlah paham sekularisme, mendikotomikan urusan dunia dan agama. Demikianlah sejarah yang terjadi. Tetapi berbeda dengan para saintist modern klasik oleh umat Islam, yang berangkatnya dari agama ( dari ayat-ayat Al-Qur'an) , maka pembelajaran karena syukur dan menguasaan sains berujung pada Subhanalloh. Karena segalanya diciptakan dan dipelihara Allah dengan rapinya. Maha Besar Allah. Menjadi manusia yang tidak sombong dan menjaga akhlakul kharimah kepada sesama dan alam semesta ini.

Manusia atau suatu kaum akan dihargai dan dipercaya yang lainnya , kalau manusia atau kaum tersebut terbukti nyata memberikan kemanfaatan dan kebaikan. Yaitu dengan ilmu dan akhlak yang baik. Dan era modern spt ini, umat Islam kalau mau dihargai dan dipercaya umat2 lain, Selain nilai akhkaknya yang baik ( yang menjadi inti beragama) adalah juga menghasilkan sains n teknologi yang memberikan manfaat umat Islam dan yang lainnya. Rahmatan lil alamin. Dengan penguasaan sains dan teknologi pula, umat islam menjadi tambah bermartabat dan kuat. Sehingga tidak seenaknya kaum lain yang jahat atau musuh-musuh Islam dalam bersikap terhadap umat Islam.

Bahkan kalau harus dengan kekuatan politik n ekonomi, dengan sains dan teknologi yang kuat pulalah kalau ingin politik dan ekonomi kuat. Pelajaran sejarah, jangan berharap efektif untuk merebut kekuatan politik dan ekonomi, apalagi nantinya untuk menstabilkan dan mempertahankan diera modern ini tanpa kekuatan sains dan teknologi. Seperti janji Allah, bahwa manusia yang berilmu akan dinaikkan dejaratnya . Semoga umat Islam yang dalam mempelajari sains dan teknologinya di bekali dalam Al-Qur'an, tidak terus menjadi object ( konsumen) product sains dan teknologi , tapi harus justru menjadi subject (produsen) sains dan teknologi ini.

Maka sebuah amanah besar buat kita umat Islam, untuk melakukan internalisasi kembali nilai-nilai Islam ( Al-qur’an) ke dalam sains dan teknologi modern yang sudah berkembang, yang dasarnya juga oleh umat Islam. Dan paralel umat Islam, kembali melahirkan sains n teknologi baru dengan dasar-dasar dan spirit Al-Qur’an. Maka teknologi dan industrialisasinya pun untuk kemaslahatan umat. Untuk syukur pada Allah, jalankan perintah Allah sbg khalifah di bumi. Sains, teknology dan industri bukan semata untuk aktifitas materi dan ekonomi duniawi semata.(HRW-0109)

wassalam,

Heru Widiyanto

Tidak ada komentar: