Selasa, 11 November 2008

Memory "mendaki Merbabu"

Salah satu pengalaman menarik adalah mendaki gunung pertama, yaitu gunung merbabu. Terjadi jaman SMA dulu.
Ya katanya gunung merbabu , kata rame kayak pasar malam waktu tahun baru, 17 agustus dan 1 Muhamaram ( 1 suro).
Berlima dengan beberapa teman, nekad mendaki gunung merbabu dengan bekal seadanya, dengan naik bis dari Semarang menuju Kopeng.
dari Kopeng inilah pendakian akan di mulai, jalan santai dulu sampai desa terakhir. dari Desa terakhir ini istirahat sejenak menunggu jam 20.00.
Waktu yang tepat untuk mulai naik supaya sampai puncak pas jam 3 - 4 an. Cita2 pertama dah terlampaui makan indomie panas di Kedinginan Kopeng.
Semua bekal ( minum, roti, indomie, parafin, jaket dan penghangat2 lain di bawa…juga senter penerang tentunya…).

Tepat jam 20.00, jalan…rame ternyata…baru jalan sekitar 1-2 jam…dah lemas,…menembus kabut, napas terasa habis…teman yang dah naik kasih semangat,
kalau 2 jam pertama yang menembus kabut ini lolos…maka akan kuat….pelan2 aja dan dibikin santai….Alhamdulillah jalan terus.

akhirnya terus dech jalan terus, kelak kelok dan nanjak jalan setapak setelah menghabiskan jalanan aspal….karena rame macam2 aja peserta lain, ada yang bawa compo,
bawa kompor, dll…kayak pasar malam.. tapi capek ya capek…jam 24.00, mulai istirahat… masih gelap….dan muali susah…berhenti dingin, jalan capek!
Solusinya berhenti dan bikin indomie + teh panas atau kopi…ngobrol sana-sini, ketemu dengan teman dari berbagai kota.

Jalan lagi, jam 01.30 an, langit mulai cerah…subhanallah….bintang2 buanyak dan sangat dekat…sangat dekat….remahan tidur menghadap ke atas, semunya bintang.
Bisa nampak itu taurus, leo , scorpio, dll…seperti di alam lain….seperti mimpi…segala doa terucap dech.

Jalan lagi, tapi bener nich…dikit2 harus berhenti… lemes….kalau dah kedinginan jalan lagi. Jelang jam 02.30….puncak gunung dah kelihatan, dan nggak jauh. Mungkin jalannya terlalu cepat,
sehingga puncak terlalu cepat tercapai ( pikirku)….jalan pun dipercepat, biar cepat istirahat di puncak…di atas kelihatan meriah dengan musik dan nyala-nyala senter n parafin.

Sampai juga ke puncak, tapi Ya Allah…ini baru puncak pertama….tampak di kejauhan…ada puncak yang lebih tinggi, puncak yang sesungguhnya. Yah lemes dech, pada tidur dulu , lumayan kayaknya 20 menitan tertidurnya. Akhirnya jalan lagi, supaya jam 4 an, sampai sempat lihat sunrise dan bisa subuh nyaman…Dan sampailah di Puncak Merbabu yang sesungguhnya. Tampak di tumur, Bintang Fajar ( Venus) dengan perkasa tapi lembut. ( paling besar, tapi tetap berkedap-kedip). Dan ketika mulai terang oleh ufuk matahari dari timur…Subhanallah…..di bawah gunung gak kelihatan apa2.
Yang tampak semuanya awan putih….yah…kita berada di atas awan. Negeri di atas awan, spt kata Katon. Ternyata kabut dan awan itu yang sulit aku tembus.

Cuaca kurang bagus, sehingga sunrise nya nggak bagus…dan nggak mungkin nunggu besoknya…terus di atas puncak..he..he…Setelah subuh, dipuaskan dengan berfoto ria…( sayang foto2 itu entah kemana). dan kesempatan terbaik adalaha curi2 mencari Bunga Edelweis….dapat juga akhirnya…Dan berbagai cara Edelweis itu bisa sampai rumah Semarang ( sampai sekarang edelweis ini masih ada).

Jam 9 -an mulai turun gunung, kawatir kalau hujan. Puas dech dah sampai punyak, dan ternyata perjalanan turun juga ada nggak enaknya, harus menahan badan. Enaknya lari..lari lah kalau memungkinkan…
Jam 2 an dah sampai desa terkahir. Puas dan pengalaman tak terlupakan.

Pelajaran nya banyak untuk bekal perjalanan hidup selanjutnya, sampai sekarang antara lain sbb :
- Bukan merbabu yang ditaklukkan, tapi diri sendirilah yang ditaklukkan. So bukan masalah yang ditaklukkan, tapi diri kita sendiri dulu yang ditaklukkan.
- Jangan mudah menyerah, perjalanan panjang emang butuh pemanasan. kalau dah panas bisa tancap gas dan lancar…
- Jangan mudah puas oleh hasil sementara, karena hasil pertama adalah tahapan untuk mendaki tantangan selanjutnya…
- Kita ini kecil dibanding alam semesta ini dan tentu sangat kecil dibanding sang pencipta, nggak layak sombong…
- Bunga edelweis emang abadi…dan naik gunung emang menyenangkan : keseimbangan mata, emosi, pikiran dan kejiwaan.

Tidak ada komentar: