Rabu, 22 Oktober 2008

Dari bebas buta aksara ke bebas buta makna

Dari bebas buta aksara ke bebas buta makna
( dalam memahami Al-Qur'an)
Kuliah subuh di Masjid Al-Azhar, minggu pagi oleh Pak Bachtiar Nasir, LC yang biasa membawakan materi Tadabur Al-Qur'an, termasuk Ramadhan tahun lalu dan pengajian bulanan di MAA.
Penuh makna, diawali pertanyaan bermakna. Oleh umat Islam Al-Qur'an di perankan sebagai peran spritual dan peran fungsional. Dalam Ramadhan ini, pada milih mengkhatamkan Al-Qur'an nggak tahu (anggak lengkap) tahu makna, atau sebagian tapi tuntas penuh makna. Paham di pikiran, merasuk ke qolbu dan diamalkan dalam sikap......terdiamlah jamaah...dengan jawaban di hatinya masing-masing.
Beliau punya pendapat, bahwa sangat positif mengkhatamkan dan menghafalkan Al-Qur'an, tapi sangat lebih baik kalau memahaminya. Paham adalah pintu untuk mengamalkannya, Al-Quran punya peran fungsional dalam kehidupan. Andai pada paham Al-Qur'an pasti manusia pada mau berinisiatif bercapek2 tuk mempelajari dan memahaminya. Karena di dalamnya banyak sekali tentang kabar gembira yang membahagiakan, inspirasi untuk memotivasi, ilmu dari segala ilmu, ilmu yang menjangkau masa lau dan masa yang akan datang, juga pedoman manusia dalam menjalani kehidupan. Bahkan dalam mempelajarinya nggak akan merasa capek, karena penuh energi, karena juga suatu kebutuhan.
Al-Qur'an tidak cukup dihafal dan ketahui seperti suatu sains. (Apalagi hafal tanpa tahu maknanya )Tapi benar2 dilanjutkan ditadaburkan, diresapi dalam qolbu hingga melekat untuk dgn pedoman of life. Sebagai contoh, andai manusia mau membaca dengan benar dari Suarat yang kita semua hafal yaitu Al-Fatihah. Lalu faham dengan haq, terinstall dalam otak, ditadaburkan dengan qolbu ( renungkan dan resapi keseluruh jiwa raga),. lalu mencoba mengamalkannya secara nyata. Maka yang muncul adalah dengan dasar tauhid Lailahilallah, dengan senang hati menjauhi laranggannya , menjalankan kewajiban dan terus berburu ilmu-ilmu penuh makna dalam Al-Qur'an lainnya.
Pertanyaannya, apakah kita harus menguasai bahasa arab dan secara khusus bahasa Al-Qur'an. Itu akan lebih dan lebih mudah dalam upaya memahami dan mentadaburi Al-Qur'an secara haq. Namun kalau kenyataan pada belum menguasai bahasa arab dan bahasa Al-Qur'an, di era sekarang, bukan suatu alasan untuk menunda dalam memahami Al-Qur'an. Terjamahan keberbaqgai bahasa ( yang dalam menerjemahkan melalui verifikasi dan standrad di ditetapkan), juga berbagai Tafsir oleh para mufasir , sangat nggak sulit untuk kita menjangkaunya. Maka kenyataan, yang sulit adalah untuk mau memulai dan memelihara dalam upaya memahami ( makna dari Iqra') dan mentadaburkan untuk terinstall dalam jiwa lalu memamalkannya secara konsisten dan tanggung jawab.
Menurut Pak Bachtiar, mau nggak mau pengajaran Al-Qur'an yang selama ini harus punya ending point memahami dan mengamalkannya karena Al-Qur'an sbg pedoman hidup, bukan hanya untuk ruitinitas spiritual harus dilanjutkan peran fungsional hidup. "Kalau ingin berubah hal kecil, ubahlah perilaku. Tapi kalau ingin berubah hal besar, ubahlah MIND SET". Mind set dalam belajar Al-Qur'an harus berubah kalau mau ingin perubahan besar baik individu maupun kolektif umat dan bangsa.
Saya sempat bertanya, apakah ini semua hanya suatu opini atau udah dalam gerakan yang terkonsep dengan baik dan sistemastis. Misal mempropose ke Pemerintah , ke ormas2 terkait atau mendirikan suatu lembaga sendiri. Beliau sampaikan, tentu gagasan2 spt ini nggak lurus2 aja, dinamika dan "benturan" gagasan juga dengan berbagai pihak. Namun kenyataan umat membutuhkan ini, maka dengan "wise" kegiatan harus terus berjalan. Maka yang dilakukan terus menyampaikan gagasan ini, juga membuat kursus2 dan pengajian/kajian2 keliling secara periodik.
Alhamdulillah belum lama ini juga ada kesempatan dipertemukan dengan Presiden SBY, beliaupun sampaikan gagasan dan apa yang udah dijalankan tentang gerakan "Umat bebas buta makna" kelanjutan dari gerakan "umat bebas buta aksara". Saat ini pun beliau membina beberapa santri yang diseleksi secara khusus untuk dilakukan pengkaderan gerakan ini. Masih dibutuhkan 10 santri , lulusan SMA dan punya kriteria tertentu, diinterview untuk gabung di pesantrennya. Dan semuanya Free. Untuk masyarakat umum bisa mengikuti pengajian kelilingnya diberbagai masjid a.l al-azhar dan pondok indah, atau kursus2 yang dibuat. Lebih detail nya bisa contact ke pusat informasi di 021-86602955. Semoga bermanfaat minimal buat saya sendiri. (HRW- Ramadhan di AA)

Tidak ada komentar: