Rabu, 22 Oktober 2008

dari nonton laskar pelangi (2)

Seluruh rangkaian kisah laskar pelangi, menyentuh emosi dan perasaan saya. Karena sangat mengingatkan rangkain perjalanan hidup dari kecil dan meletupkan semangat dalam melanjutkan langkah-langkah ke depan.

keluarga besarku termasuk dari kakek , bergerak di pendidikan (termasuk saya yang mencoba merintis dunia ini), tentu kena banget dgn kisah ini. Demikian juga dengan suasana kesederahanaan dibalik kemoderan hidup, adalah kenyataan hidup penuh makna yang harus disyukuri. Dalam detail kisah ini, spt kreatifitas alam dalam karnaval mengingatkan pesta siaga atau jambore penggalang pramuka, cerdas cermat dengan ketegangan dari latihan persiapan panjang serta kegiatan membaca buku. Termasuk juga liburan masa SD yang saya pilih pulang ke kampung kakek tuk bisa bergelut dengan sawah dan ke pakde yang kehidupan hutan jati. Liburan yang menyenangkan karena bisa interaksi langsung dgn alam dan orang2 yang bekerja di situ.

Tapi di antara semua kisah, yang membuat saya meledak emosinya adalah ketika Lintang mengajar di depan teman2nya dengan mengisahkan Sukarno yang di penjara dalam ruang pengap lebih buruk dari kelas mereka, tapi Sukarno tetap belajar dan membaca demi mengapai cita-cita. ya lintang gemar membaca termasuk membaca kisah-kisah tokoh. Ini pula lah yang meletup2kan semangat lintang dan teman2nya.

Yaa, membaca dan mengetahui kisah2 heroik seorang tokoh bisa membangkitkan semangat. Itu juga pengalaman kecil saya, bersyukur ibu saya suka minta tolong tuk pinjamkan buku di perpustakaan sekolah tentanng kisah-kisah tokoh, biografi tokoh tuk di baca. sayapun jadi ikut membacanya semua, termasuk yang paling saya suka adalah membaca kisah bung karno, bung hatta, jendral sudirman, penemu n ilmuwan, para nabi, para wali songo, serta kisah-kisah keteladanan dalam mahabarata n ramayana.

Aku harus bisa menjadi orang bermanfaat, spt tokoh2 yang saya baca itu dengan belajar dan belajar demi cita2. Lintang mengingatkan itu semua. Saya harus bersyukur, masih di beri kesempatan menunjukkan piagam dan piala kesuksesan ke orang tua. Karena lintang gak diberi kesempatan itu. Semakin bersyukur dan semakin menghormati orang tua dengan segala kurang lebihnya. Karena Lintang harus menghentikan lagkahnya, karena kesendirian tanpa orang tua( HRW- dari nonton bareng keluarga besar 15 orang di Citra 21 Semarang, lebaran 1).

Tidak ada komentar: